23 Februari 2009

My Baptism


Tiap hari Minggu, mas Angga selalu diajakin mama sama papa ke gereja untuk mengikuti misa bersama. Meskipun belum bisa berdoa (ngomong aja belum bisa hehehe), tapi mas Angga sudah bisa mengatupkan tangan kalo disuruh berdoa. Dan satu lagi, dia nggak pernah rewel dan rame kalo di gereja (senengnya mama).

Rencana untuk baptisan mas Angga memang udah terpikir sejak dia umur 6 bulan. Berhubung kondisi yang tidak memungkinkan, jadinya hari Minggu kemaren baru bisa terwujud (molor sampek 14 bulan). Persiapan administrasi sudah diwanti-wanti biar nggak kecolongan lagi, dan gak akan ada excuse untuk ditunda lagi.

Dari minggu lalu mama gak sempet-sempet buat hunting baju putih dan celana putih mas Angga. Sudah dipaksakan untuk ada waktu dan meluncur ke toko baju anak, eh yang dicari gak ditemukan. Untunglah Uti, Akung dan papa Eka bersedia membantu berburu pakaian imut itu, dan senantiasa memahami instruksi mama:
'yang penting warnanya dominan putih deh, mau ada gambar ato garis-garisnya juga gpp'



Akhirnya berhasil juga ndandanin pangeran kecilku ini. Dan dengan semangat dia berlenggang sendiri masuk ke dalam gereja. Di sana sudah menunggu mbak-mbak sepupunya yang pasti langsung histeris kalo liat adiknya yang imut ini (maklum satu-satunya sepupu cowok).


Bersama Romo, Uti, Akung & Sisters

Bersyukur karena acara berjalan dengan lancar, dan sekali lagi mas Angga nggak rewel. Hanya sedikit 'umek' dengan alasan 'sumuk' alias panas, maklum udara yang nggak begitu mendukung membuat mas Angga kegerahan. Tapi dengan sedikit sentuhan dan tiupan alami, dia kembali tenang. Sekarang papa dan mama sudah 'lego', karena kewajiban yang satu ini sudah beres. Thanx God.


07 Februari 2009

Celengan

Bang bing bung yukk kita nabung...

Waktu jaman kecilnya mama dulu, Uti sama Akung-nya mas Angga selalu mengajarkan mama untuk hemat dan rajin menabung. Maka dibelikanlah celengan kendi yang terbuat dari tanah liat. Tiap hari mama harus menyisihkan uang jajan buat dimasukkan di celengan itu. Lha kalo sudah penuh, dipecah deh trus dihitung bareng-bareng. Seru rasanya waktu itu (waktu mecah celengan sama ngitung uangnya, tapi kalo pas ngumpulin uangnya, waduhh lamaa deh rasanya).



Nah, jaman sekarang ini, celengan sudah lebih modern. Kalo dulu bahannya dari tanah liat, sekarang sudah ada plastik, logam (kaleng) dan bahan daur ulang yang bentuk dan modelnya bermacam-macam. Mulai dari model kaleng biasa dengan aneka gambar tokoh kesukaan anak-anak, sampek bentuk tiga dimensinya pun ada.



Mas Angga juga sudah diajarin mama menabung nih. Celengan di rumah selalu diisi uang recehan yang sudah dikumpulin mama. Bukan masalah besar kecilnya nominal uang itu, tapi semangat untuk menabung yang mesti ditanamkan sejak dini. Selamat menabung yaa...